Petani Milenial - Bali — Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali resmi memperkuat kolaborasi strategis untuk mengembangkan peternakan sapi Bali serta meningkatkan kualitas layanan kesehatan hewan di Pulau Dewata. Kesepakatan ini tercapai dalam pertemuan antara Sekretaris Jenderal Kementan, Ali Jamil, dan Gubernur Bali, I Wayan Koster, yang berlangsung di Denpasar.
Langkah ini dinilai menjadi momentum penting untuk memperkuat posisi Bali sebagai sentra pembibitan sapi Bali berkualitas tinggi, sekaligus mempercepat program nasional pengembangan bibit unggul.
Permohonan Hibah Lahan Strategis untuk Pengembangan Peternakan
Dalam pertemuan tersebut, Kementan mengajukan permohonan hibah beberapa lahan yang dinilai strategis bagi penguatan fasilitas peternakan dan kesehatan hewan. Lahan tersebut meliputi:
-
102 hektar lahan Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) di Jembrana
-
1.500 meter persegi lahan di Denpasar
-
6,7 hektar lahan Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar untuk mendukung pelayanan kesehatan hewan
Hibah lahan ini diharapkan dapat memperkuat infrastruktur pembibitan, produksi hijauan pakan ternak, dan layanan kesehatan hewan yang lebih modern.
Kementan: Bali Pusat Pembibitan Sapi Bali Berkualitas
Sekjen Kementan, Ali Jamil, menegaskan bahwa Bali memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan sapi Bali sebagai plasma nutfah unggulan Indonesia.
“Sapi Bali adalah kekayaan genetik bangsa yang harus kita jaga. Kementan akan memperkuat kerja sama dengan Pemprov Bali, agar pengembangan sapi Bali semakin terarah dan berdaya saing,” ujar Ali Jamil.
Menurutnya, sinergi ini penting untuk memastikan kegiatan pembibitan mampu memenuhi kebutuhan nasional, baik untuk peningkatan populasi maupun penyediaan bibit berkualitas unggul.
Baca juga : Industri Keramik Melesat! Efek Antidumping & SNI Wajib Bikin Impor Tergeser
Pemprov Bali Sambut Baik Penguatan Sinergi
Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Kementan dalam menjaga dan melestarikan sapi Bali.
“Prinsipnya, kita setuju untuk pelestarian sapi Bali,” tegas Koster.
Pemprov Bali, dalam kesempatan yang sama, juga mengajukan permohonan hibah lahan milik Kementan seluas 3.550 meter persegi untuk mendukung kegiatan pengelolaan lingkungan dan keberlanjutan ekosistem daerah.
Dukungan Layanan Kesehatan Hewan Semakin Diperkuat
Salah satu fokus utama kerja sama ini adalah meningkatkan peran Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar dalam menjaga kesehatan hewan, terutama pada komoditas sapi Bali. Fasilitas yang memadai akan sangat menentukan pencegahan penyakit, penanganan darurat, dan penguatan sistem kesehatan hewan daerah.
Kolaborasi ini membuka peluang besar untuk meningkatkan:
-
Kapasitas laboratorium veteriner
-
Sistem pengawasan penyakit hewan
-
Pelayanan kesehatan hewan berbasis teknologi
-
Upaya pencegahan penyakit menular
Mengokohkan Bali sebagai Sentra Sapi Bali Nasional
Dengan adanya sinergi antara Kementan dan Pemprov Bali, pengembangan sapi Bali diharapkan akan semakin pesat dan terarah. Selain memperkuat posisi Bali sebagai sentra pembibitan sapi Bali terbaik di Indonesia, kolaborasi ini juga berpotensi memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi peternak lokal.
Peningkatan layanan kesehatan hewan, ketersediaan lahan pendukung, serta komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah menjadi modal kuat dalam memastikan keberlanjutan plasma nutfah sapi Bali dan peningkatan daya saingnya di pasar nasional maupun internasional.
Tag : Kementan Bali, sapi Bali, pengembangan peternakan, layanan kesehatan hewan, BBVet Denpasar, BPTU HPT Jembrana, hibah lahan Kementan, Pemprov Bali, berita pertanian, sektor peternakan nasional

