PETANIMILENIAL - Tak semua orang memiliki halaman luas untuk bercocok tanam. Namun bagi mereka yang tinggal di kawasan padat atau perkotaan, lahan sempit bukan halangan untuk tetap berkebun. Salah satu tanaman yang bisa tumbuh subur dalam pot kecil sekalipun adalah cabai.
Cabai bukan sekadar pelengkap rasa pedas di dapur. Komoditas ini sering mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan. Menanam cabai sendiri di rumah kini menjadi solusi ekonomis sekaligus aktivitas produktif yang menyenangkan.
Bisa Dimulai dari Halaman atau Teras
Menurut sejumlah ahli pertanian perkotaan, cabai termasuk tanaman yang adaptif. Ia bisa tumbuh di pot, polybag, bahkan dalam botol bekas selama mendapat cahaya matahari yang cukup.
“Minimal satu pot cabai bisa menghemat uang belanja dapur. Apalagi saat harga cabai naik,” ujar Rina, seorang ibu rumah tangga yang telah menanam cabai rawit di balkon apartemennya sejak pandemi.
Langkah Awal: Siapkan Media Tanam dan Benih
Menanam cabai bisa dimulai dengan langkah sederhana. Cukup siapkan pot atau wadah bekas berukuran minimal 30 cm, lalu isi dengan campuran tanah, kompos, dan sekam bakar. Komposisi ideal media tanam adalah 1:1:1.
Benih cabai bisa dibeli di toko pertanian, namun tak sedikit orang yang menggunakan biji dari cabai matang yang dikeringkan terlebih dulu. Sebelum ditanam, benih direndam dalam air hangat selama beberapa jam untuk merangsang pertumbuhan.
Penyemaian dilakukan dengan menanam benih ke dalam wadah kecil dan diletakkan di tempat teduh. Dalam waktu 7–14 hari, benih akan mulai tumbuh dan bisa dipindahkan ke pot lebih besar saat sudah memiliki 4–6 helai daun.
Menjaga Cabai Tetap Subur di Ruang Terbatas
Perawatan cabai di lahan sempit cukup sederhana. Tanaman ini membutuhkan cahaya matahari minimal 6 jam per hari. Penyiraman cukup dilakukan satu hingga dua kali sehari tergantung kondisi cuaca.
Untuk mempercepat pertumbuhan dan mendorong pembungaan, petani rumahan bisa menambahkan pupuk organik cair secara berkala. Cabai juga perlu dijaga dari serangan hama seperti kutu daun atau ulat. Solusi alami seperti semprotan air bawang putih bisa digunakan sebagai pestisida organik.
“Rahasia cabai sehat itu simpel: cukup matahari, tidak terlalu basah, dan rutin dipupuk,” kata Dian, penggiat urban farming asal Depok.
Panen Bisa Dimulai Setelah 2 Bulan
Dalam waktu sekitar 60–90 hari, cabai sudah bisa dipanen. Tanda buah matang antara lain perubahan warna dari hijau ke merah cerah, tergantung jenisnya. Panen dilakukan dengan cara memetik buah bersama tangkainya untuk merangsang pertumbuhan buah baru.
Tanaman cabai yang dirawat baik bisa terus berproduksi hingga enam bulan. Bahkan dalam satu pot, petani rumahan bisa memanen cabai lebih dari 100 buah selama masa tanam.
Solusi Cerdas di Tengah Keterbatasan
Bagi masyarakat perkotaan, menanam cabai tak hanya soal swasembada dapur, tetapi juga bentuk kemandirian pangan skala rumah tangga. Pot bertingkat, rak vertikal, dan pot gantung menjadi solusi cerdas mengatasi keterbatasan ruang.
Tren berkebun di rumah makin meluas seiring meningkatnya kesadaran terhadap gaya hidup sehat dan berkelanjutan. Dengan sedikit waktu dan perhatian, menanam cabai bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan sekaligus menguntungkan.